Tiga Penyebab Korea Utara Ogah Akur dengan Korea Selatan

Politik

Hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan telah lama dipenuhi ketegangan dan konflik. Meskipun ada beberapa usaha untuk meredakan ketegangan, terutama melalui pertemuan dan negosiasi, kedua negara tetap tidak dapat mencapai kesepakatan damai yang permanen. Berikut adalah tiga penyebab utama yang menjelaskan mengapa Korea Utara enggan untuk akur dengan Korea Selatan:

1. Perbedaan Ideologi dan Sistem Pemerintahan

Korea Utara dan Korea Selatan memiliki sistem pemerintahan dan ideologi yang sangat berbeda. Korea Utara menganut sistem komunis dengan pemerintahan totaliter yang dipimpin oleh Kim Jong-un, sementara Korea Selatan mengadopsi demokrasi liberal dengan ekonomi pasar bebas. Perbedaan mendasar ini menyebabkan kedua negara memiliki pandangan yang sangat bertolak belakang dalam berbagai hal, mulai dari kebijakan luar negeri hingga sistem ekonomi dan sosial.

Korea Utara melihat Korea Selatan sebagai ancaman ideologis dan politik, karena sistem demokrasi di Selatan dianggap sebagai simbol kapitalisme yang bertentangan dengan ajaran komunisme yang diterapkan di Utara. Oleh karena itu, Korea Utara tidak hanya enggan menjalin hubungan baik, tetapi juga sering kali menganggap Korea Selatan sebagai musuh ideologis yang perlu dilawan.

2. Ketergantungan pada Dukungan Internasional

Korea Utara sangat bergantung pada dukungan dari negara-negara besar, seperti China dan Rusia, yang memberi bantuan ekonomi dan militer. Sementara itu, Korea Selatan memiliki aliansi kuat dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat, yang sering kali berseberangan dengan kepentingan dan kebijakan Korea Utara. Hubungan ini semakin memperburuk ketegangan antara kedua negara.

Korea Utara merasa bahwa merangkul Korea Selatan dapat merugikan posisinya di mata sekutu-sekutunya, terutama China dan Rusia, yang memiliki pengaruh besar terhadap kebijakan luar negeri Pyongyang. Selain itu, ketergantungan Korea Utara pada aliansi dengan negara-negara besar membuat mereka lebih memilih untuk mempertahankan hubungan yang tegang dengan Korea Selatan, agar tidak kehilangan dukungan tersebut.

3. Isu Keamanan dan Program Nuklir

Isu yang paling mendasar dalam hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan adalah program nuklir yang dijalankan oleh Pyongyang. Korea Utara bertekad untuk mempertahankan dan mengembangkan kemampuan nuklirnya, yang dianggap sebagai bentuk perlindungan terhadap ancaman luar. Bagi Korea Utara, senjata nuklir adalah cara untuk memastikan kedaulatan dan keamanan negara dari potensi serangan, terutama dari Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Di sisi lain, Korea Selatan, didukung oleh Amerika Serikat, sangat menentang program nuklir Korea Utara dan terus berusaha untuk menekan Pyongyang agar menghentikan uji coba nuklir dan mengurangi ketegangan di kawasan. Perbedaan pandangan ini semakin memperburuk hubungan kedua negara dan menyebabkan Korea Utara semakin menutup diri, enggan untuk mencapai kesepakatan dengan Korea Selatan mengenai isu-isu penting seperti denuklirisasi.

Ketegangan yang terus berlangsung antara Korea Utara dan Korea Selatan disebabkan oleh faktor-faktor yang saling berkaitan, termasuk perbedaan ideologi, ketergantungan pada kekuatan internasional, dan ketidaksetujuan terkait isu nuklir. Sebagai hasilnya, meskipun ada upaya untuk memperbaiki hubungan, kedua negara masih jauh dari mencapai kesepakatan damai yang sejati.