RAKBERITA – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menghadiri parade militer megah di Lapangan Tiananmen, Beijing, untuk memperingati 80 tahun kemenangan Perang Rakyat Tiongkok Melawan Agresi Jepang dan Perang Dunia Antifasis.
Acara ini menjadi sorotan dunia karena dihadiri oleh 26 kepala negara dan pemerintahan, menunjukkan pentingnya peringatan sejarah ini dalam konteks diplomasi global.
Kedatangan Presiden Prabowo di Beijing
Presiden Prabowo tiba di Beijing pada pukul 04.15 waktu setempat dan langsung menuju Lapangan Tiananmen untuk menghadiri parade pada pukul 08.20, Rabu, 3 September 2025. Dalam acara tersebut, ia duduk di tempat kehormatan bersama tokoh dunia, seperti Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Tiongkok Xi Jinping, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev.
Parade ini dimulai pukul 09.00 waktu setempat dan menampilkan berbagai persenjataan canggih buatan Tiongkok, termasuk tank generasi keempat, pesawat nirawak, rudal antikapal hipersonik, dan sistem pertahanan antitudal udara. Sebagian besar peralatan militer ini tampil perdana di hadapan publik, menegaskan posisi Tiongkok sebagai kekuatan militer global.
Diplomasi Tingkat Tinggi di Tengah Parade Militer
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia, termasuk Raja Kamboja Norodom Sihamoni, Presiden Vietnam To Lam, Presiden Laos Thongloun Sisoulith, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, hingga Presiden Mongolia Ukhnaagiin Khurelsukh.
Layar besar di Lapangan Tiananmen menangkap momen akrab saat Presiden Xi Jinping, Vladimir Putin, dan Kim Jong-un berbincang, menunjukkan hubungan diplomatik yang erat.
Selain kepala negara, hadir pula ketua parlemen, wakil perdana menteri, serta pimpinan organisasi internasional.
Kehadiran para pemimpin ini mencerminkan pentingnya peringatan sejarah sekaligus memperkuat hubungan bilateral dan multilateral.
Alasan Ketidakhadiran Prabowo di KTT SCO
Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan bahwa Presiden Prabowo seharusnya menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organisation (SCO) di Tianjin pada 31 Agustus–1 September 2025.
Namun, kunjungan tersebut dibatalkan karena Prabowo memilih memantau perkembangan situasi di Indonesia secara langsung. Tugasnya di KTT SCO diwakilkan kepada Menteri Luar Negeri Sugiono.
Pameran Kekuatan Militer Tiongkok
Parade militer ini menampilkan empat matra utama Angkatan Bersenjata Tiongkok, yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Roket, yang mengoperasikan rudal strategis. Selain itu, terdapat empat kesatuan pendukung khusus, yaitu Pasukan Dirgantara, Pasukan Dunia Maya, Pasukan Dukungan Informasi, dan Pasukan Dukungan Logistik Gabungan.
Persenjataan modern seperti rudal strategis dan peralatan hipersonik menjadi sorotan, menunjukkan kemajuan teknologi militer Tiongkok. Semua peralatan yang ditampilkan merupakan produksi dalam negeri dan telah aktif digunakan, menggarisbawahi kemandirian industri pertahanan Tiongkok.
Makna Diplomasi dan Sejarah
Kehadiran Presiden Prabowo dalam parade ini tidak hanya menegaskan hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional.
Peringatan 80 tahun kemenangan Perang Antifasis menjadi simbol perdamaian dan kerja sama global, sekaligus pengingat akan pentingnya menjaga stabilitas dunia.
Dengan parade ini, Tiongkok tidak hanya memamerkan kekuatan militernya, tetapi juga menyampaikan pesan bahwa perdamaian dan kemajuan teknologi harus berjalan seiring untuk masa depan yang lebih baik.(jon)

